1. Engklek
Permainan tradisional terakhir bernama engklek. Permainan ini wajib mengfotokan tiap petak semacam pada foto. Pemainnya biasanya berjumlah 2-5 orang, serta diperbuat dengan cara bergantian. Setiap orang memegang batu, gacuk, kereweng alias benda berkapasitas datar untuk menandakan kotak, lalu mulai melompati tiap petak dengan kaki 1, petak yang telah ditandai tak boleh diinjak oleh siapapun, maka wajib berpijak dipetak berikutnya.
2. Layangan
Siapa yang tak kenal dengan layangan?. Permainan layang-layang ini sangat digemari oleh para anak laki-laki. kata ‘layang’ diduga berasal dari kata melayang. Benda ini dibangun dari kertas minyak, dengan kerangka bambu, disambungkan dengan tali kenur untuk mengendalikan layangan. Tutorial permainannya terlihat mudah, tapi lumayan sulit sebab memerlukan bantuan angin. Sebelum lepas landas, kalian wajib mencari lapangan yang luas, serta menantikan angin berhembus. Untuk starting kalian wajib memegang layangan tersebut, serta menjulurkan tali sedikit demi sedikit hingga layangan pun perlahan terbang.
Tradisi ini hampir musnah ketika memasuki era teknologi. Sangat disayangkan sih, sebab permainan ini melatih kalian mengarahkan benda dengan mekegunaaankan angin.
3. Yoyo
Permainan ini sebetulnya tetap ada, tetapi berganti generasi. Yang dulu butuh taktik untuk membikin yoyo berputar lama. Kini yoyo dibangun dengan bantuan teknologi sehingga yoyo bisa bersi kukuh lebih lama pada porosnya. Permainan ini diminati oleh anak laki-laki.
Yoyo itu sendiri merupakan benda bulat yang dililitkan dengan tali pada lubang Yoyo tersebut sehingga meninggalkan ujungnya saja untuk ditempelkan ke salah satu jari. Seusai itu yoyo dilempar kebawah serta ia bakal berputar pada porosnya. Tak ada yang kalah serta menang pada permainan Yoyo, tetapi kini tak sedikit orang yang terus kreatif memainkan Yoyo.
4. Congklak
Permainan tradisional lainnya merupakan congklak alias dakon dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 orang saja. Bahan congklak terbuat dari kayu alias plastik, terdiri dari 7 lubang yang saling berhadapan serta 2 lubang besar di setiap sudutnya. Isi congklak disebut biji congklak. bisa diisi dengan biji-bijian, kelereng kecil, alias benda yang berbentuk butiran kecil serta bisa dipegang oleh kepalan tangan kita.
Pada awal main, setiap lubang diisi dengan 7 buah biji congklak kecuali lubang besar. Semacam biasa hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang menang, ia pun leluasa mengambil biji congklak. Isi bijinya diambil serta dibagi satu-satu ke lubang searah jarum jam, bila ia habis di lubang yang berisi congklak, iapun bisa lanjut memberikan biji congklak ke setiap lubang, hingga akhirnya berhenti di lubang yang kosong. Bila ia berhenti di lubang wilayahnya, ia bisa mengambil biji congklak yang dihadapannya ( biji congklak lawan ) lalu isi-isi congklak tersebut simpan di lubang besar. Bila ia berhenti dilubang lawan, maka giliran lawannya yang bermain. Semacam itu hingga tak ada congklak tersisa di lubang-lubang kecil. Aturan mainnya, yang mengumpulkan biji tertidak sedikit dialah yang menang.
5. Gobak Sodor
Permainan tradisional selanjutnya terbilang kompleks sebab memerlukan 6-10 orang, serta dibagi menjadi dua tim untuk menjadi tim penyerang serta tim penjaga. Tim penjaga bakal menjaga disetiap garis kotak yang berkapasitas 5mx3m. Biasanya tim penyerang bakal melalui satu persatu tim penjaga hingga akhirnya ia melalui garis finish dengan syarat tim penyerang tak boleh kesentuh oleh tim penjaga. Apabila tersentuh maka ia dinyatakan gagal.
Permainan ini memerlukan tenaga ekstra serta kelincahan berlari. Tak heran tak sedikit anak laki-laki yang tertarik bermain permainan ini, tetapi adapun anak perempuan yang menyukai permainan ini.
6. Gasing
Gasing tergolong permainan era tahun 90-an. Permainan ini biasanya dimainkan oleh laki-laki. Jumlah pemainnya bisa lebih dari 2 orang. Gasing terbuat dari bahan kayu, merbau, kundang serta lain-lain. Gansing bakal berputar pada 1 poros, dengan memakai tali dari dalam sehingga ketika dihentakan keluar membikin gansing itu berputar. Permainan ini lumayan terkenal saat zaman 90-an. Aturan mainnya, biasanya gansing diadukan dengan gansing lawan, serta gansing yang berputar lebih lama, dialah yang menang.
7. Benteng
Permainan tradisional ini dimainkan oleh 8 orang serta dibagi dua group menjadi 4 orang. Masing-masing mempunyai markas yang dijadikan tempat kuasanya biasanya markas tersebut berupa tiang, pohon, batu, serta pilar sebagai benteng.
Tujuan permainan merupakan mengambil alih benteng lawan dengan tutorial menyentuh markas lawan. Setiap orang mempunyai tugas masing-masing, ada yang menjadi penjaga, mata-mata, pengganggu benteng lawan serta penyelinap markas lawan. Permainan ini memerlukan kecekatan berlari serta taktik hingga sanggup mencapai benteng lawan.
Aturan mainnya, pemain yang pertama menyentuh markas lawan itulah yang bakal menjadi tim pemenang.
8. Kelereng
Kelereng merupakan permainan tradisional yang lumayan terkenal dikalangan anak laki-laki. Jumlah pemainnya 2-5 orang. Kelereng terbuat dari kaca alias tanah liat serta berbentuk bulat. Kelereng yang dipakai berdiameter setengah inch, tapi terkadang ada pula kelereng yang lebih besar serta kecil, tetapi itu jarang dipakai dalam permainan sebab tenaganya pun wajib disesuaikan dengan ukuran kelereng. Aturan mainnya, seluruh kelereng dikumpulkan, serta 1 pemain yang bakal memencarkan kelereng-kelereng tersebut. Semacam permainan billiard, tetapi kalau kelereng, pemain bakal terus bermain hingga kelerengnya tak menyentuh kelereng lawan. Apabila kelerengnya tak menyentuh kelereng lawan, baru pemain bakal diganti. Permainan ini sebetulnya melatih arah mata, fokus, serta strategi.
9. Ular tangga
Permainan papan ular tangga ini telah ada sejak 1870, serta menjadi permainan sangat digemari oleh anak-anak di setiap zaman hingga akhir tahun 2000-an, permainan ini biasanya dimainkan 2-4 orang. Permainan ini berbentuk kotak-kotak kecil, sebagian kotak tersedia foto ular serta tangga. Pemain memakai dadu untuk menghitung langkah hingga kegaris finish.
Aturan mainnya, pemain tentukan siapa yang bermain pertama. Bidak disimpan dikotak pertama alias start, lalu mulai kocok dadu, gerakan bidak sesuai jumlah dadu yang keluar, bila bidak berhenti di ekor ular berarti ia bakal turun, sebaliknya bila berhenti di tangga, ia bakal naik. Permainanpun dilanjut ke pemain ke-2 serta berlanjut semacam itu. Pemenang ditentukan dari bidak yang pertama kali mencapai kotak finish.
10. Petak Umpet
Egrang merupakan permainan yang mungkin hingga kini ada tetapi makin sedikit peminatnya. Permainan ini disukai oleh anak laki-laki, jumlah pemainnya tak terbatas. Permainan ini biasanya memerlukan tongkat serta tumpuan kaki yang lebih tinggi dari tanah untuk pengganti ia berpijak, lalu berlangsung-jalan dengan tongkat tersebut. Meski dalam permainan ini tak ada kalah serta menang, tetapi para pemain biasanya mempertahankan keseimbangannya supaya tak jatuh.
11. Lompat Tali
Permainan tradisional selanjutnya merupakan lompat tali, dari namanya saja telah bisa kalian bayangkan bahwa permainan ini berhubungan dengan tali. Permainan ini umumnya disukai anak perempuan serta melibatkan 3-10 orang anak. Ketidak sedikitan anak laki-laki yang tertarik bermain lompat tali. Untuk mempersiapkan permainan ini biasanya mereka bakal membikin tali karet supaya tak melukai kulit peloncat. Permainanpun bisa dimulai dengan menentukan siapa yang menjaga serta siapa yang melompat.
Aturan mainnya, untuk pelompat ia wajib melalui tali dengan ketinggian tertentu, bila sukses dengan ketinggian rendah, tali bakal di naikan lagi hingga pemainpun merasa lelah, menyerah alias tak sanggup melalui tali. Dengan begitu pelompat dinyatakan kalah serta menjadi penjaga, begitupun selanjutnya.
12. Egrang
Egrang merupakan permainan yang mungkin sampai kini ada tetapi makin sedikit peminatnya. Permainan ini disukai oleh anak laki-laki, jumlah pemainnya tak terbatas. Permainan ini biasanya memerlukan tongkat serta tumpuan kaki yang lebih tinggi dari tanah untuk pengganti ia berpijak, lalu berlangsung-jalan dengan tongkat tersebut. Meski dalam permainan ini tak ada kalah serta menang, tetapi para pemain biasanya mempertahankan keseimbangannya supaya tak jatuh.